Guru Perlu Bangun Personal Branding Di Era Digital

 


Pada sebuah pembelajaran di kelas ada momen yang menggelitik namun rasanya benar juga! Layak menjadi renungan bagi para pendidik.

… seorang siswa sebelum mempresentasikan tugasnya, ia mohon izin kepada guru untuk menyampaikan sesuatu di luar materi presentasinya. Lalu, ia meminta temannya yang bertugas sebagai operator untuk membuka Google.

Dengan cepat, dia memasukkan nama guru tersebut ke dalam search google. Apa yang terjadi? semua terkejut!

Nama guru tersebut muncul di berbagai media, dari Facebook hingga YouTube, Instagram, Twitter. Ini masih biasa, yang membuat siswa di kelas itu heran adalah nama guru tercantum sebagai author (penulis) diberbagai media digital.

Guru bukan hanya Seorang Pendidik di Kelas

Ternyata, sang guru bukan hanya seorang pendidik di kelas, tetapi juga seorang penulis yang aktif. Karyanya tersebar luas di berbagai platform, seperti Kompasiana dan media-media lainnya, bahkan media digitalnya sendiri.

Mungkin, siswa ini awalnya meremehkan gurunya. Namun betapa terkejutnya ia setelah tahu sepak terjang gurunya.

Fakta yang tak terbantahkan sang guru ternyata memiliki jejak digital yang membanggakan. Hal itu, membuktikan bahwa sang guru tak sekadar pengajar di sekolah.

Sang guru juga tak hanya menguasai materi mata pelajaran yang diampunya. Tetapi melahirkan karya dalam bentuk tulisan di media.

Lewat tulisannya sang guru menuangkan ide dan gagasannya bahkan memberikan perspektif yang berharga pada suatu isu. Walaupun topik dalam tulisannya mungkin berbeda dari mata pelajaran yang dikuasainya. Seperti sastra, budaya, atau sekadar coretan tentang pengalamannya.

Membangun Citra dan Perspektif

Sang guru juga sedang membangun perspektif tentang dirinya, tentu saja citra diri yang positif. Lewat apa karyanya, ia menunjukkan kemampuan dan talenta selain mengajar. Ini menjadi nilai plus yang melengkapi kecakapannya dalam mengajar.

Sederhananya, sang guru sedang membangun personal branding. Seorang guru yang mengembangkan diri dan tak ketinggalan zaman.

Manfaatkan Kecanggihan Teknologi

Lewat kecanggihan teknologi guru dapat mengasah bakatnya dan kemampuannya.

Menulis dapat menjadi pilihan tepat untuk mengekspresikan diri. Namun tak menutup kemungkinan, guru-guru yang memiliki kecakapan dalam bidang lain dapat memanfaatkan media sosial.

Misalnya, memanfaatkan YouTube, Tiktok, dan media sosial lainnya. Bahkan, guru dapat menulis buku dan menerbitkannya dalam bentuk e-book.

Perlu Menguasai Teknologi

Poin pertama, untuk membangun personal branding di era digital guru perlu menguasai teknologi. Kemajuan teknologi sebagai sarana tepat untuk membangun personal branding.

Di era digital, personal branding terkait erat dengan aktivitas online. Guru dapat memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Linked In untuk membangun citra diri. 

Selain itu, bisa memanfaatkan media digital seperti blog, website, dan media digital lainnya. Lebih maju dan keren lagi kalau memiliki media sendiri seperti blog atau website pribadi.

Media Digital Media Membagikan Pengetahuan

Media-media digital tersebut menjadi tempat untuk membagikan pengetahuan, pengalaman, dan minat kepada khalayak luas.

Di era digital yang sangat dinamis, personal branding menjadi elemen kunci dalam dunia profesional. Tak sekadar memiliki keterampilan dan pengalaman. Tetapi juga tentang bagaimana membangun dan mempromosikan citra diri.

Personal Branding Ajang Menginspirasi

Guru-guru yang mampu membangun personal branding akan berdampak positif baik untuk siswa maupun masyarakat luas. Siswa akan terinspirasi untuk mengembangkan diri. 

Dengan pengalamannya, guru juga dapat memberikan arahan dan bimbingan yang tepat kepada siswa. Terutama untuk siswa yang memiliki bakat dan potensi yang sama.

Dengan personal branding, guru dapat mendapat tambahan pendapatan. Bahkan sekolah juga bisa memberikan kesempatan untuk mengajar ekstrakulikuler.

Jadi Nilai Tambah Seorang Guru

Bagi sekolah ini akan menjadi nilai tambah yang tentu dapat menarik minat siswa baru. Bisa jadi promosi sekolah, dan masih banyak keuntungan lainnya.

Sekali lagi, pertanyaan untuk guru, “Jika nama Anda dicari di Google, apa yang akan ditemukan oleh siswa-siswi?”

Apakah itu hanya media sosial yang berisi ‘laporan’ perjalanan atau status‘sampah”. Atau sebaliknya hal-hal yang menunjukkan kemampuan danpemikiran yang memberikan dampak positif?

Sebuah momen sederhana yang mungkin tak terpikirkan. Namun cukup memberikan kita ‘teguran’ era kini telah berubah. Siswa ingin siapa gurunya, bahkan sebelum ia berinteraksi dengan sang guru.

Sebuah Pelajaran dan menjadi Contoh

Sebuah pelajaran berharga bahwa guru bukan hanya bicara, tetapi juga memberi contoh dengan tindakan nyata. Menjadi inspirasi bagi siswa dan generasi muda.

Personal branding bukan semata-mata soal reputasi. Lebih dari itu, sebuah keteladanan dan inspirasi.

Era digital memberikan banyak kemudahan dan efektifitas. Jadi, ini saatnya guru membangun personal branding.



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url