Pengalaman Kerja 2 Tahun Jadi Modal Raih Kesuksesan
Seorang muda sebut saja di Wendy dia bekerja sebagai buruh kasar. Kalau diperhatikan tidak ada progres karir maupun pengalaman yang dapat meng-upgrade dirinya. Suatu hari bertemulah ia dengan saudaranya bernama Markus yang berprofesi sebagai guru.
Pertemuan dua saudara itu membawa pada perbincangan hangat namun bermakna. Markus sudah mendengar tentang pekerjaan Wendy. Namun pekerjaan itu tidak memiliki progres karir dan memberi pengalaman yang bisa menjadi bekal ke depan.
Menurut Markus bekerja juga sebagai sarana belajar tak ubahnya sekolah. Lagi pula sangat penting untuk mencapai pendidikan tinggi atau setidaknya memperoleh pengalaman yang menjadi kompetensi. Pendidikan dan pengalaman akan menolong untuk menggapai kehidupan yang lebih baik.
Langkah sederhana walaupun belum bisa mencapai pendidikan tinggi, pilihlah pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat (passion).
“Lalu, apa kira-kira bakat alamiahmu,” tanya Markus.
“Aku masih belum tahu,” jawab Wendy.
Markus yang cukup mengenal Wendy, walaupun kini jarang bertemu memberikan pandangannya.
“Menurutku, kamu punya kelebihan, yakni kamu mudah bergaul, cepat akrab dengan orang yang baru temui. Kamu tu, simple dan supel. Nah, sekarang, coba cari pekerjaan yang membutuhkan kemampuan seperti itu,” kata Markus
“O gitu ya, ya sih aku walaupun kadang terkesan slengekan, tapi emang aku mudah akrab dengan orang, t'rus pekerjaan apa yang sesuai dengan kelebihanku ini,” kata Wendy.
“Aku pikir, pekerjaan yang cocok untukmu ya, jadi sales atau ya marketing, penjualan lah. Sales adalah pekerjaan yang sangat dibutuhkan di perusahaan. Bayangkan kalau tidak ada penjualan emang perusahaan akan dapat uang dari mana. Bahkan pengeluaran atau modal untuk marketing dalam sebuah perusahaan itu bisa lebih besar dari biaya produksi. Kalau di luar negeri seorang sales yang dihormati dan mendapat fasilitas terbaik,” kata Markus.
“Ya, iya, lagi nggeh aku, terus piye, mau jadi sales apa?” kata Wendy.
“Ya sales apa saja sih, bisa obat, elektronik, asuransi, mobil, ya banyak lah.Tapi yang penting adalah punya pengalaman menjual produk. Bagaimanakamu mampu menjual dan memahami dunia sales dan marketing. Itu yangkamu harus kejar. Bukan cuman kerja dapat gaji, ya itu penting. Tapiminimal satu sampai dua tahun ini kejar pengalaman dan pakaikelebihanmu itu jadi sesuatu yang berguna. Bahkan membuat kamuunggul. Saranku cari pengalaman, ya dua tahun ke depan ini. Siapa tahunanti, aku dapat info, ada manajer sales yang cari orang yang punyapengalaman jadi sales. Ya, siapa tahu produk yang dijual, ya seperti jualmobil gitu,” kata Markus.
“Benar juga sih, ya aku pikir-pikir dulu lah,” kata Wendy.
“Menjadi sales atau apa sajalah yang penting kemampuan bisa mengoptimalkan kelebihan dan bakatmu. Kamu mudah membangun relasi bahkan dengan orang-orang yang baru ditemui. Bukankah ini menjadi suatu kesempatan yang baik untuk menjadi lebih sukses. Sekali lagi, cukup punya pengalaman dua tahun saja. Kamu berkecimpung dalam bidang itu maka kamu akan naik ke level,” kata Markus.
Dua tahun kemudian setelah pertemuan itu, tiba-tiba Wendy menghubungi Markus lewat telepon. Lama tak jumpa, saling keduanya saling tegur sapa, menanyakan kabar.
“Halo bro, gimana kabar,” kata Wendy.
“Baik, sehat,” jawab Markus.
“Bro sejak kita ketemu waktu itu, tak lama setelahnya aku resign dan kerja jadi sales, tapi sales obat (farmasi) gitu. Tapi sekarang lagi bingung ni. Aku mau diangkat karyawan tetap tapi area penjualannya dibatasi. Itu kan sama saja menghalangiku berkembang bro. Ada solusi g? Apalagi yang banyak pengeluaran, cicilan motorlah,” kata Wendy.
“O gitu, bagus dong, punya pengalaman jadi sales. Ya coba aku cari info lowongan sales,” kata Markus.
Esok harinya Markus, kebetulan itu hari minggu. Markus datang ke gereja untuk ibadah. Usai ibadah seperti biasa beberapa jemaat tidak langsung pulang. Ya, biasa lah bercengkarama, sharing pengalaman selama seminggu ini, atau berbincang dalam hal lain.
Lalu salah seorang jemaat yang bernama Simon menghampiri dan berkata:“Pak Markus ada ga saudara yang punya pengalaman jadi sales. Saya lagi cari tim ni, untuk sales mobil. Saya butuh enam orang. Kalau ada info ya Pak.”
“Baik Pak,” jawab Markus.
Saat itu, Pak Markus masih belum ngeh tentang tawaran itu. Sesampai di rumah, barulah teringat dengan Wendy. Tak menunggu lama, langsung menghubungi Wendy.
“Halo Wen, ini ada tawaran sales mobil, mau g? kalau mau biar aku kontak Pak Simon, dia lagi mau bentuk tim salesnya. Pak Simon ini salah satu manajer marketing,” Kata Markus.
“Wah boleh tu, kapan aku masuk lamarannya,” kata Wendy.
“Aku kontak pak Simon dulu ya,” Kata Markus
Markus segera menghubungi Pak Simon, dan beliau minta datang saja di rumahnya sambil ngopi. Kemudian, Markus kembali menghubungi Wendy.
“Hai Wen, gini saja sore ini kita ke rumah Pak Simon, dia minta kita datang, ngobrol-ngobrol dulu sembari ngopi,” kata Markus.
“Oke lah, kalau begitu,” Kata Wendy.
Pertemuan sore itu berlangsung hangat, santai, dan kekeluargaan. Tiga puluh menit mereka berbincang tentang pekerjaan Sales. Pak Simon sudah mendapat kesimpulan bahwa Wendy layak untuk masuk timnya. Pak Simon minta Wendy besok datang ke kantor dan membawa berkas lamaran pekerjaan.
Setelah itu, Markus hanya mendengar bahwa Wendy bekerja dan menjadi tim salesnya Pak Simon. Menariknya, Pak Simon selalu memberikan informasi tentang perkembangan Wendy ketika bertemu di hari Minggu.
Setelah kira-kira dua bulan, tiba-tiba menyampaikan bahwa ia telah mundur sebagai pimpinan tim. Tapi khusus untuk Wendy, dia titipkan ke manajer lain untuk terus diberi kesempatan berkembang. Namun walaupun sudah tak di perusahaan itu, pak Simon tetap mengecek Wendy, mungkin rasa tidak enak dengan Markus. Pak Simon tetap memberi laporan perkembangan Wendy.
Kabar baik dan kabar baik yang terdengar, Wendy makin berkembang dan makin sukses. Penjualan sering mencapai target, itu artinya penghasilannya semakin besar. Wendy sukses sebagai sales bahkan mampu mengangkat derajat keluarganya. Dia mampu membangun rumah untuk orang tuanya di kampung. Punya rumah, mobil, dan hidup lebih baik.
Mendengar dan melihat itu semua Markus sangat bangga dan senang. Berarti “teorinya” benar.
Wendy yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi tapi mampu membuktikan bahwa keberhasilan dapat diraih dengan mengoptimalkan kelebihan dan bakatnya.
Pengalaman Jadi Bagian Penting Meraih Kesuksesan
Kisah nyata di atas menjadi pembelajaran dan inspirasi bagi kita semua. Ya, kita tahu bahwa pengalaman menjadi bagian penting selain pendidikan untuk meraih kesuksesan.
Di mana pun institusi membutuhkan orang-orang yang berpengalaman.Entah itu, perusahaan, instansi pemerintah, yayasan, atau lembaga swadaya masyarakat.
Setiap bidang pekerjaan dalam institusi itu membutuhkan orang-orang yang memiliki pengalaman minimal dua tahun dibidangnya.
Banyak perusahaan ketika melakukan rekruitmen akan mensyaratkan pengalaman minimal dua tahun dibidangnya kepada pelamar.
Lebih lagi, beberapa institusi punya syarat penghitungan pengalaman berdasarkan reputasi perusahaan sebelumnya.
Misalnya, saya bekerja diinstitusi A dan kemudian saya melamar di institusi B keduanya institusi yang bergerak dibidang sama, namun punya reputasi yang berbeda. Institusi A reputasinya kurang maka oleh institusi B pengalaman si pelamar hanya dihitung setengah saja.
Lama pengalaman pun belum tentu memberikan jaminan dan garansitetapi bagaimanapun pengalaman sangat penting.
Ada banyak kasus yang kurang lebih sama tentang bagaimana sebuah perusahaan yang berinovasi membutuhkan orang-orang yang memiliki pengalaman dalam bidangnya minimal dua tahun.
Jangan putus asa, jika mungkin pembaca tak punya kesempatan mengenyam pendidikan tinggi. Karena pendidikan tinggi juga belum jaminan karena pengalaman juga jadi kunci. Jadi carilah pengalaman. Malah kalau bisa usahakan kedua seimbang.
Tuhan sudah memberikan kepada setiap orang kemampuan dan kelebihan. Optimalkan itu. Selagi muda, bekerjalah bukan semata untuk uang tapi pengalaman dan ilmu jauh lebih penting. Karena dengan itu, Anda dapat mengembangkan diri dan menjadikan bekal meraih kesuksesan.
Sumber gambar: Karya Shironosov dari Getty Images Pro