Nikmatnya Mulih Dhisik di Momen Lebaran



Setiap tahun, menjelang datangnya bulan suci Ramadan, hati para perantau dipenuhi oleh kerinduan yang mendalam. Mereka tidak hanya menantikan saat-saat beribadah dan berpuasa, tetapi juga momen yang paling dinanti-nantikan: Lebaran. 

Bagi yang berpisah jauh dari keluarga, Lebaran bukan sekadar hari raya, melainkan panggilan untuk kembali ke pelukan yang paling dikenal, ke rumah yang paling berarti. Dan inilah awal dari perjalanan pulang, awal dari tradisi yang penuh makna: tradisi mudik.

Momen Lebaran

Bagi para perantau, momen Lebaran tidak hanya sekadar hari raya, namun juga merupakan kesempatan berharga untuk kembali berkumpul dengan keluarga tercinta. Setelah menjalani satu tahun penuh jauh dari rumah. Momen untuk pulang ke kampung halaman menjadi hal yang dinanti-nantikan. Inilah yang disebut dengan tradisi mudik. Sebuah perjalanan pulang kampung yang dilakukan para perantau untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Mudik: Mulih Dhisik

Mudik sendiri merupakan kependekan dari kata mulih dhisik dalam bahasa Jawa yang berarti pulang duluan. Para perantau biasanya memulai perjalanan pulangnya dari kota tempat mereka tinggal, menuju kampung halaman. Perjalan dimulai dari H-7 hingga H-2 menjelang Lebaran. Mereka berusaha keras agar dapat tiba di kampung halaman sebelum malam takbiran, sehingga dapat bersiap-siap menyambut Hari Raya dengan penuh kebahagiaan.

Kumpul Keluarga

Lebaran bukan hanya tentang ritual keagamaan semata, tetapi juga tentang berkumpul dengan keluarga dan saling memaafkan. Setelah satu bulan penuh berpuasa, momen ini menjadi waktu yang tepat untuk menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan antar anggota keluarga. Ucapan selamat dan mohon maaf pun tak henti-hentinya terdengar di setiap sudut rumah.

Rekreasi dan Kuliner

Namun, tradisi mudik tidak lagi sekadar tentang pulang kampung dan berkumpul di rumah saja. Kini, momen Lebaran juga menjadi ajang untuk menjelajahi tempat-tempat wisata dan menikmati berbagai kuliner khas daerah. Banyak perantau yang setelah berkunjung ke rumah kerabat, melanjutkan perjalanan untuk menikmati berbagai tempat wisata. Hal ini menjadi sebuah tren baru dalam perayaan Lebaran di era modern ini.

Kemudahan Akses 

Dukungan fasilitas umum yang semakin memadai juga menjadi salah satu alasan mengapa tradisi mudik semakin menarik. Mulai dari jalan tol yang memudahkan akses transportasi hingga kemudahan dalam melakukan transaksi melalui layanan digital, semuanya telah memudahkan para perantau dalam merencanakan perjalanan mudik mereka. Tak heran jika momen Lebaran kini semakin dinanti-nantikan oleh banyak orang.

Dengan segala kemudahan informasi dan akses transportasi, tradisi mudik telah menjadi agenda wajib bagi para perantau. Baik itu dilakukan setiap tahun atau pun dua tahun sekali tergantung dari anggaran dan kesempatan masing-masing. Meskipun perjalanan pulang kampung kadang melelahkan, namun rasa bahagia bisa berkumpul kembali bersama keluarga tercinta di kampung halaman jauh lebih berharga. Itulah esensi dari tradisi mudik yang tetap hidup dan terus berkembang dari generasi ke generasi.

Dengan segala kemudahan dan kebahagiaan yang dirasakan, tradisi mudik tetaplah sebuah perjalanan yang sarat makna. Lebih dari sekadar pulang kampung, ia adalah sebuah perjalanan emosional, sebuah kisah cinta yang terus bersemi di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern. Jarak tak lagi persoalan. 

Tradisi mudik mengingatkan bahwa hubungan keluarga adalah ikatan yang tak terputus oleh waktu dan jarak. Dan di akhir perjalanan, di pangkuan keluarga, kita menemukan bukan hanya tempat pulang, tetapi juga arti sejati dari kebersamaan.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url