5 Hal Penting saat Gunakan ChatGPT untuk Kerjakan Tugas



Saat ini, fenomena yang semakin umum terjadi di kalangan siswa adalah penggunaan aplikasi ChatGPT sebagai alat bantu mengerjakan tugas sekolah. Kemudahan teknologi ini justru sering kali digunakan secara berlebihan. Lebih parah lagi hingga mengabaikan kreativitas. Padahal seharusnya ChatGPT digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti dari proses berpikir dan belajar.

Memang, penggunaan ChatGPT sebagai alat bantu tidak sepenuhnya salah. Tetapi persoalannya siswa menjadi kurang termotivasi untuk berpikir sendiri. Siswa cenderung menjadi malas. 

Siswa seharusnya tetap menjalankan proses kreativitas. Dan untuk itu membutuhkan pemahaman mendalam tentang konteks tugas dan pengetahuan yang  dimiliki sebelumnya. Penggunaan ChatGPT seharusnya diiringi dengan banyak membaca dan pemahaman materi pelajaran.

Selain itu, kemampuan mengedit juga sangat penting. Hasil ChatGPT harus diedit sesuai dengan pikiran dan perasaan. Ketika siswa kurang memiliki kemampuan editing, hasilnya akan terkesan kurang orisinal dan terkadang tidak sesuai dengan konteks.

Fenomena ini menjadi semakin umum di kalangan siswa SMA hingga mahasiswa. Ingat, terlalu mengandalkan teknologi dapat mengurangi kreativitas dan tanggung jawab belajar.

Siswa SMA perlu memahami beberapa hal penting agar proses belajar tetap bermakna dan berkelanjutan. Berikut adalah lima hal yang perlu diketahui oleh siswa SMA ketika menggunakan ChatGPT dalam mengerjakan tugas:

1. Tanda **   

Penggunaan tanda ** sebelum dan sesudah kalimat menunjukkan bahwa itu adalah judul atau sub judul, namun terlalu banyak penggunaannya dapat menandakan bahwa siswa hanya menyalin hasil dari ChatGPT tanpa melakukan pengeditan lebih lanjut.

2. Kalimat Panjang   

Kalimat yang dihasilkan oleh ChatGPT cenderung panjang dan sering dipisahkan dengan koma. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa siswa tidak melakukan penyuntingan yang cukup untuk merapikan dan menyusun ulang kalimat-kalimat tersebut.

3. Tanda Koma   

Tanda koma banyak mewarnai kalimat dan paragraf yang dihasilkan oleh ChatGPT. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mungkin tidak melakukan penyuntingan yang memadai untuk memperbaiki struktur kalimat dan mengurangi penggunaan tanda baca yang berlebihan.

4. Kata Identik 

Ada beberapa kata yang identik yang sering ditemukan dalam teks hasil dari ChatGPT, bahkan terkadang digunakan sebagai kata ganti orang. Ini menunjukkan bahwa siswa mungkin hanya menyalin hasil dari aplikasi tanpa melakukan pengeditan untuk memperkaya variasi kata dan menjaga keberagaman frasa.

5. Logika Tanpa Rasa  

ChatGPT menggunakan algoritma untuk menyusun teks sehingga logika atau alur tulisannya benar, tetapi terkadang terasa kurang memiliki sentuhan personal. Seperti halnya masakan yang terlihat menarik tetapi rasanya kurang enak. Teks yang dihasilkan oleh ChatGPT terkadang terasa kurang memiliki nuansa personal siswa. 

Siswa perlu diarahkan untuk tetap aktif dalam proses pembelajaran. Siswa lebih perlu mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. ChatGPT sebagai sarana untuk memperluas pemahaman tentang materi pelajaran. ChatGPT digunakan sebagai alat bantu bukan pengganti daya kreativitas. 


Next Post Previous Post
1 Comments
  • Jonison
    Jonison 13 Mei 2024 pukul 21.10

    Siap menyimak

Add Comment
comment url