Dapat Buku “Beropinilah” Langsung dari Penulisnya, Pepih Nugraha
Setelah postingan di Facebook penulis profesional Pepih Nugraha yang menginformasikan bahwa buku baru beliau telah terbit. Saya pun berencana bertemu beliau untuk membeli buku itu langsung dari penulisnya, sekaligus ingin tahu ikwal proses penulisan buku itu.
Sabtu, 25 November 2023, saya WA ke beliau, “Selamat pagi Suhu. Apakah siang/sore ada di rumah dan apakah ada stok buku menulis opini. Saya mau sowan. Terima kasih Suhu,”
“Selamat pagi mas, hari ini saya ada acara hingga sore, cari waktu nanti ya, harusnya minggu ini bisa,” balas beliau.
Menunggu… sampai akhirnya saya memutuskan untuk WA kembali.
Jumat, 1 Desember 2023, “Selamat pagi suhu, apakah sore ini saya bisa sowan?”
“Silakan mas, tapi hari Senin sore ya,” balas beliau.
Rencana Pertemuan
Hari Senin siang kembali saya menerima pesan via WA dari beliau.
“Siang mas Matius, nanti kita ketemu di rumah sorean saja ya, saya dengan Pak Masri (Penulis Profesional, mentor saya juga) selesai acara jam 16.00.”
“Baik suhu,” balas saya.
Pukul 16.30, saya rumah beliau namun sayang beliau nampak belum ada di rumah, saya chat lewat WA juga belum di read. Sembari menunggu kabar saya nongkrong cafe coffee terdekat sembari menulis.
Waktu Pertemuan Berubah
Sejam kemudian baru saya menerima chat mendapat balasan.
“Mas Matius, saya masih bersama Pak Masri, apakah bisa nanti malam jam 19.00 WIB.”
Tak lupa beliau mengirimkan foto bersama dua penulis profesional: Masri Sareb Putra dan Dodi Mawardi, sebagai bukti keberadaan beliau… heee
“Bisa,” balas saya.
Waktu menunjukkan pukul 19.40 saya tiba di rumah Kang Pepih Nugraha sesuai dengan janji yang kami buat. Sesuai rencana, kami bertemu di rumah beliau pukul 19.30 WIB. Meskipun saya datang lewat sekitar 10 menit tetapi beliau dengan sabar menunggu.
Saya tidak sengaja telat tetapi sebetulnya janji kami di pukul 16.00 WIB namun karena beliau masih dalam kesibukan jadi diundurlah menjadi pukul 19.30 WIB. Tiba di rumah beliau, di kawasan Bintaro, saya disambut dengan hangat, dipersilahkan masuk dan duduk.
Tujuan saya menemui beliau adalah ingin membeli buku terbaru beliau sembari menimba ilmu menulisnya.
Mulailah kami saling menanyakan kabar, maklum sejak pertemuan di Batu Ruyud tahun lalu kami belum berjumpa onsite. Lanjut dengan topik tentang literasi dan menulis. Terutama tentang bukunya yang baru saja terbit.
Buku itu berjudul, “Beropinilah” diterbitkan oleh Elex Media Komputindo yang merupakan kelanjutan dari buku”Tulislah”. Dua buku yang melengkapi perpustakaan pribadi saya dengan genre khusus tentang menulis.
Menerima Buku dengan Cuma-cuma alias Gratis
“Buku ini untuk mas Matius saja, tidak usah dibeli. Tapi mohon maaf mas, saya salah tulis untuk kepada pembeli yang sudah memesan ternyata yang saya tulis ini untuk orang yang sama, jadi daripada buku ini mubazir, ya dengan niatan baik, buku ini buat mas Matius saja. Buku masih baru kok mas, memang sudah terlanjur saya bubuhkan nama, pesan dan tanda tangan. Tidak mungkin dikirimkan untuk kedua kalinya kepada orang yang sama. Karena itu, tanpa mengurangi niat baik untuk memberi, buku buat mas Matius saja. Gratis.” kata suhu Pepih
“Toh yang penting adalah isinya,” lanjut suhu Pepih.
“Wah… dengan senang hati suhu, apalagi ini buku baru dan menerimanya langsung dari penulisnya. Tapi kalau boleh nama yang sudah ditulis ini diganti atau dicoret saja dan ganti dengan nama saya.” kataku.
“Oh.. sangat bisa mas, sebentar saya ganti,” jawab suhu Pepih.
Dan langsung beliau mengerjakannya.
Seperti yang beliau sampaikan bahwa saya diberikan buku dengan cuma-cuma, alias gratis. Di halaman pertama tertulis dengan tulisan tangan beliau.
Tertera nama saya Matius Mardani.
"Seseorang dihargai bukan semata-mata pendapatannya melainkan pendapatnya maka beropinilah,"
Tanda tangan, Bintaro 30 November 2023 Pepih Nugraha.
"Kekeliruan" Jadi Berkah
Menariknya kenapa buku ini kemudian diberikan kepada saya secara cuma-cuma ternyata ada peristiwa yang mendahuluinya, “kekeliruan kecil”. Yang penting buat saya, buku ini saya terima langsung dari penulisnya, Pepih Nugraha.
Lebih lagi, beliau kisahkan bagaimana ide buku ini kemudian lahir, ditulis dan diterbitkan di penerbit Kompas Gramedia Group.
Kadang peristiwa yang tanpa kita duga, pikirkan itu terjadi dan menjadi berkah tersendiri. Seperti halnya buku yang baru saja saya terima dari suhu Pepih. Suhu, begitu saya biasa memanggilnya.
Sebuah kesalahan kecil tetapi menjadi berkat yang tak ternilai harganya bagi saya.
Buku bukanlah dilihat dari berapa harganya tetapi apa isinya. Dan tentu saja, siapa penulisnya. Siapa yang menulisnya tentulah orang yang telah memiliki pengalaman pengetahuan bahkan juga telah melakukannya.
Apa yang telah ditulisnya itu bisa menjadi bekal pembelajaran bagi pembaca. Khusus buku ini adalah buku untuk para penulis, calon penulis dan mereka yang ingin tahu bagaimana menulis opini yang mampu menembus Kompas.
Menerima buku ini bahkan mendapatkannya secara cuma-cuma langsung dari penulisnya ada suatu kebanggaan dan menjadi cerita tersendiri. Suatu kesempatan yang langka, mungkin ribuan orang telah memilikinya. Mereka mendapatkannya dengan membeli di toko buku.
Sekali lagi, saya mungkin salah satu orang yang paling beruntung karena saya bertemu langsung dengan penulisnya, diberikan buku ini secara cuma-cuma.
Kisah sedikit “konyol” dan lucu tapi ini malah memberi kesan yang unik. Tidak akan saya lupakan.
Terima kasih, Suhu Pepih Nugraha. Sayangnya, kita tidak sempat berfoto.