Authors As Creative Thinkers: An AIResistant Profession


Pemikir Kreatif

Pemikir kreatif sering disematkan pada seorang penulis. Walaupun pemikir kreatif sebetulnya mencakup banyak profesi seperti pengusaha, guru, pekerja media, dan sebagainya.

Istilah “pemikir kreatif” dalam bahasa Latin adalah “Cogitator Creativus.”“Cogitator” berasal dari kata kerja “cogitare,” yang berarti “berpikir” atau“mempertimbangkan.”

Sementara “Creativus” adalah kata sifat yang berarti “kreatif.” Jadi,“Cogitator Creativus” secara harfiah mengacu pada “pemikir kreatif.”

Pengertian itu merujuk pada seseorang yang memiliki kemampuan untuk berpikir inovatif dan menghasilkan ide-ide segar. Tak berhenti pada ide tetapi juga mampu mewujudkannya dalam bentuk karya seni, sastra, ilmu,dan teknologi. Pemikir kreatif merupakan seorang yang memiliki cara unik untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Sementara dalam bahasa Inggris, istilah “pemikir kreatif” dapat diterjemahkan sebagai “creative thinker.” Mengacu pada seseorang yang memiliki kemampuan berpikir inovatif dalam menghasilkan ide-ide unik. 

Ide kemudian diterapkan dengan cara kreatif dalam berbagai konteks kehidupan. Baik untuk memecahkan masalah maupun menghasilkan ide segar dan orisinil.

Mengapa Penulis disebut Pemikir Kreatif?

Dalam kontek penulis sebagai seorang “creative thinker” atau pemikir kreatif hal itu mencakup ide segar, menghadirkan karakter dan plot yang menarik dalam tulisan, menyajikan dengan gaya tulisan yang unik, dan kemampuan berimajinasi yang luas. 

Pemikir kreatif adalah aset berharga karena mampu menciptakan karya tulis yang menarik, unik, dan berdampak bagi pembaca.

Menulis menjadi salah satu profesi yang kini sangat dibutuhkan. Alasannya, adalah ide kreatif. Era yang penuh kreativitas, pemikir kreatif sangat dibutuhkan. Kini semua berkembang dengan cepat ide-ide baru terus bermunculan.

Kecepatan menghadirkan ide-ide segar benar-benar dibutuhkan. Ide-ide yang muncul akan menjadi sekedar ide kalau tidak yang menangkapnya. Agar ide segera ditangkap maka perlu ditulis atau dinarasikan. Tentus aja,butuh seorang penulis yang juga memiliki pemikiran kreatif.

Hadirnya tools Teknologi Mudahkan Aktivitas Menulis

Apalagi dukungan kecanggihan teknologi dengan menghadirkan tools yang mempermudah aktivitas menulis. Baik untuk memperoleh sumber-sumber data maupun untuk mempercepat penulisan. 

Tinggal penulis mengelola ide-ide menjadi narasi yang menarik sehingga ide dapat segera ditangkap. Kalau ide ditangkap oleh pemilik modal ini bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan pendapatan.

Tidak semua tulisan memang untuk menjual ide kreatif bagi dunia usaha. Tetapi hal ini ditekankan semata untuk menegaskan bahwa kebutuhan dunia akan pemikir kreatif sangat mendesak. 

Penulis memiliki itu. Dan itu jelas tidak bisa digantikan oleh artificial intelligence (AI) yang kini tengah mengguncang dunia. Kemampuan AI yang dianggap mampu menggantikan beberapa pekerjaan manusia. Namun tidak semua.

Pemikir kreatif tetap milik manusia

Pemikir kreatif tetap milik manusia. Tak dapat digantikan, seperti penulis dengan ide-ide segarnya. Menulis membutuhkan daya kreatif mengelola data, pengalaman, memberikan konteks, setting, dan emosi.

Apalagi pengalaman yang berakar pada budaya tidak bisa diterjemahkan dengan sistem semata. AI  baku dan sistematis sementara pemikir kreatif mampu mengeksplorasi dengan sangat kompleks.

Contoh sederhana dalam penulisan, pemilihan diksi-diksi mungkin tidak baku tetapi bisa menyentuh pembaca. Tulisan menjadi komunikatif karena mampu menyentuh konteks pembaca.

AI tidak dapat sepenuhnya melakukan hal itu. Seorang penulis adalah seorang pemikir kreatif. Seorang penulis sejati akan tetap menempatkan pemikiran kreatif sebagai kekuatan utama. 

Penulis yang Mampu Menyentuh Sisi Humanis

Mampu menyentuh sisi-sisi humanis bukan hanya sistematika semata. Tetapi juga pada sisi-sisi emosi dan perasaan. Dan itu tidak bisa diberikan oleh AI.

Sejauh ini isu-isu yang mengatakan bahwa AI akan menggantikan profesi seorang penulis agaknya perlu dipikirkan ulang. Apalagi penggunaan AI sesungguhnya membutuhkan bekal pengetahuan profesional.

AI bisa saja membuat tulisan sesuai dengan kehendak atau pengetahuan profesional dari seorang penulis. Namun tetap saja tidak bisa menyentuh pada bagian emosi perasaan bahkan konteks.

Penulis adalah seorang pemikir kreatif dan bidang pekerjaan ini tentulah tidak bisa serta-merta digantikan oleh AI.



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url